Skip to main content

Yudi Kurniawan (Boedoet 90) : Dari Hobi dan Bermodal 500ribu jadi Bisnis


Whatever you like to do, make it a hobby and whatever the world likes to do, make it a business – Warren Buffet.
Tidak salah jika Warren Buffet, orang terkaya di dunia mengatakan kata motivasi diatas. Apa yang kita sukai, jadikanlah hobby dan dari hobby yang kita geluti jadikanlah sebuah bisnis. Terinspirasi dari quote tersebut, banyak pebisnis sukses yang berangkat dari hobinya kemudian menjadi sebuah bisnis yang kokoh.
Salah satunya adalah yang ditekuni oleh Yudi Kurniawan, Boedoet ’90, yang sukses mempunyai bisnis produk perlengkapan naik gunung, bermerek AVTECH. Berawal dari hobinya dengan kegiatan olahraga alam saat SMA, ia bergabung di Pencinta Alam SMA Negeri 1 (PALASI), dari ekskul inilah kegemaran mendaki gunung ia tekuni.
Ketertarikannya itu membuat ia mencoba untuk membuat sendiri aneka perlengkapan naik gunung.  sekedar untuk kebutuhannya sendiri. Di era 1990-1901 itu memang toko-toko perlengkapan naik gunung masih jarang ditemui dan harga perlengkapannya tergolong tidak murah karena dibanjiri oleh produk-produk impor dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Semakin senang menjalankan hobinya mendaki gunung, Yudi semakin rajin berusaha dan mencoba membuat perlengkapannya. “Saya saat itu mencoba membuat kantung tidur dan dompet, ternyata teman-teman di Boedoet menyukainya juga”, ungkap Yudi mengenang masa sekolahnya.
Lalu ia semakin terus membuat produk-produk perlengkapan gunung, dan melirik hobinya ini untuk menjadi bisnis. Jika bisnis yang berangkat dari sebuah hobi, tentu akan dengan senang dan bergairah terus untuk digeluti, diperjuangkan walau saat itu gempuran merek-merek ternama dari luar negeri menguasai pasar.
Atas dukungan dan dorongan dari teman-teman SMA-nya, Yudi terus berexperimen membuat produk-produk perlengkapan lainnya. Dan setelah lulus kuliah dan menjadi mahasiswa pada tahun 1994, ia seriusi produknya tersebut dengan membuat sebuah toko dengan memanfaatkan rumah orang-tuanya di Sunter Podomoro, Jakarta Utara, seluas 2,5 m² x 3 m², toko tersebut diberi nama Gelar Wangi.
Dengan hanya bermodalkan Rp. 500.000,- saat itu, Yudi berkendala dalam biaya produksi, ia hanya mampu berproduksi jika ada pesanan. Ditengah persaingan tersebut ia pun mengalami perjalanan bisnis yang belum memuaskan, walaupun kapasitas produksinya sudah meningkat dan publikasi sudah dijalankan. Saat itu belum ada sosial media yang memudahkan publikasi pemasarannya.
Seperti yang dikutip dari web indonesiayoungentrepreneurs.com, pada tahun 1997, Yudi menggunakan merek “Adventure” sebagai identitas produknya dan bermaksud untuk masuk sebagai brand yang sesuai dengan misi dan target pasarnya. Ia mulai memperbesar lagi usahanya dengan mendapatkan pinjaman dari bank sebesar Rp. 25 juta untuk ia gunakan sebagai biaya produksi dengan menambah tukang jahit dan desain. Dari titik ini, ia pun mulai memproduksi tas sekolah, tas laptop, tas kantor dan jaket serta produk-produk lain berbahan parasut.
Selang dua tahun, Yudi mencoba mendaftarkan merek Adventure untuk dipatenkan namun ditolak karena sudah ada yang memiliki paten merek tersebut. Dan menjelang tahun 2000, istilah Y2K mendatangkan inspirasi baginya, ia menggabungkan kata “Technology” didepan kata “Adventure” jadilah merek Adventure Technology, yang kemudian diringkas menjadi Avtech. Dan merek AVTECH yang hingga kini ia gunakan untuk produknya dan dipatenkan.
Selama dua tahun, ia mensosialisasikan merek barunya ini, perlahan produknya yang bermerek Adventure, ia kurangi hingga terjadi balance jumlah produknya antara merek Adventure dengan AVTECH. Agar masyarakat mengetahui proses peralihan merek ini. Dan perlahan produk merek Adventure tidak lagi diproduksi. “Tim kami gencar memperkenalkan AVTECH, dengan membuat event-event promo, menyebarkan brosur kepada pelanggan dan para distributor Adeventure”, jelas Yudi tentang strateginya, walau proses ini berimbas pada menurunnya penjualan.
Tahun 2006, Avtech pun diterima dengan baik oleh pasar. Buktinya, produk ini tersebar dari Aceh hingga Papua, dengan sistem order. Bahkan, melalui buyer, Avtech juga telah merambah Filipina, Brunei, Inggris, Australia, Malaysia, dan Jepang. Jumlah item-nya yang semula hanya dua pun berkembang menjadi 100-150 item. Gerai berikutnya yang diberinya nama Rumah Panjat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pun dibuka.
“Untuk lebih memantapkan bisnis ini, kami juga meng-hire tenaga marketing dalam jumlah relatif banyak (separuh dari total jumlah karyawan Avtech menempati bagian marketing, red.). Kami juga memperluas promosi, dengan menjalin kerja sama dengan lima stasiun televisi swasta nasional dan beberapa majalah. Imbasnya, bukan hanya terjadi pertumbuhan dalam produksi, melainkan juga di pemasarannya,” ujarnya.
Kini, di samping Avtech, tercatat sekitar 20 pemain lokal dalam bisnis ini. Dari sisi bahan baku maupun proses produksi, satu sama lain tidak memiliki perbedaan. “Namun, kami tetap berusaha menciptakan nilai lebih pada barang kami. Misalnya, kami membuat tas yang bukan cuma berfungsi laiknya tas, melainkan sekaligus juga sebagai tempat laptop, dengan membuat space tambahan di dalamnya. Untuk outdoor clothing-nya, kami membuat jaket dengan warna-warni fancy seperti orange dan pink. Sehingga, perempuan pun bisa memakainya. Sedangkan polo shirt atau t-shirt-nya juga dapat dikenakan para remaja atau karyawan. Dari sisi aksesori, kami memodifikasi tas pinggang atau tas paha menjadi tas yang juga dapat dipakai untuk menyimpan kamera digital, PDA, handphone, dan sebagainya,” ucapnya.
Saat ini Yudi telah mempunyai lebih dari 100 oulet yang masuk dalam jaringan distributornya. Dan produknya pun kini lebih mudah dicari lewat beberapa marketplace/ecommerce yang ada. Dan ia pun mempunyai toko online sendiri dengan nama :  http://www.avtech-indo.com/. Sebagai seorang entrepreneur yang senang berbagi, Yudi pun membuka peluang bagi mereka yang ingin menjadi agen/distributor produknya.
Baru-baru ini pun Yudi memberikan motivasi bagi siswa kelas XII, SMA Negeri 1 Jakarta, almamaternya, acara sharing pada tanggal 5 Oktober 2016 di Aula Sekolah tersebut, membuat para siswa peserta Bimbel Bangkit Boedoet ini antusias dan semangat meraih masa depannya, dengan rajin belajar dan mempersiapkan masa depannya dengan menggali potensi diri dan minat hobinya. (IR)
Sumber: ikaboedoet.com

Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat ...

Dipl. Ing.Bambang Prayitno Soeroso, Jogya Water Park Bay Sebagai Obyek Wisata Modern Kelas Dunia

Ceria, Cerdas dan Energik, inilah kesan pertama dari Mas  Bambang  Soeroso, alumni SMA 1 Jakarta tahun 1970 saat ditemuwicarai di kantornya di bilangan Bakrie Epicentrum, Jakarta Selatan. Pria yang akrab dipanggil  Bambang  ini lahir dikota Gudeg, Yogyakarta pada 8 oktober 1951. Ia mewakili Propinsi Bengkulu sebagai peringkat pertama dengan perolehan 155.650 (20,56%) suara. Ia menyadari tantangan sebagai anggota DPD. Menurutnya, tantangan itu adalah mendobrak pengebirian peran dan kewenangan DPD sebagai lembaga penyeimbang sistem dua kamar dan sebagai a golden bridge perjuangan aspirasi dan kepentingan masyarakat ditingkat nasional dalam ikut menentukan kebijakan pembangunan daerah secara integral dan berkesinambungan. Di Maguwo, dekat stadion gelanggang olah raga, dan dekat juga ke lapangan terbang Adisucipto, di areal seluas 136 hektar sedang dibangun sebuah Proyek Teluk Taman Air, atau Jogya Water Park Bay, yang luar biasa besar dan megah, menandingi proy...

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi IKA BTOT 19A

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI IKATAN ALUMNI BOEDOET TOT 19A (IKA BTOT 19A) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang, serta diiringi kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab sebagai alumni SMA Negeri 1, STM/SMK Negeri 1, ex.STM Negeri 5 (kini SMK Negeri 4), ex.STM PGRI 4 (kini SMK PGRI 10), ex.STM PGRI 5 (kini SMK PGRI 11) dan berdomisili di jalur Bis ex.Patas Mayasari Bhakti 19A jurusan Pasar Baru - Kalimalang. Yang dahulu atau kini sekolah-sekolah tersebut berkedudukan di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat dalam usaha pengabdian kepada almamater khususnya dan masyarakat serta bangsa pada umumnya, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan itikad luhur demi terwujudnya cita-cita tersebut, dibentuklah suatu organisasi dengan nama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A. BAB I NAMA, WAKTU dan TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A, disingkat IKA BTOT 19A. 2. IKA BTOT 19A d...