Ogi Prastomiyono, sarjana IPB 1984, membangun karir di bidang perbankan mulai dari bawah yaitu sebagai staff cabang Jakarta Fatahillah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) tahun 1986. Setahun kemudian ia dipercaya menangani Biro Loan Officer di Divisi Kredit Perkebunan. Pada tahun 1991 karirnya meningkat dengan diangkat menjadi Kepala Seksi Biro Kredit. Melihat potensi Ogi Prastomiyono, Bank exim menugaskannya belajar di Amerika Serikat pada tahun 1992. Di sana ia mengawali pendidikannya pada program pre-MBA di Economics Institute, Boulder Colorado, USA. Ia melanjutkan ke program MBA di University of Notre Dame, Indiana, USA. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1994.
Setelah menyelesaikan tugas belajar, ia ditugaskan di Supporting ALCO, Divisi Treasury. Pada tahun 1997 ia dipromosikan di Department Head ALCO. Posisi terakhirnya di Bank Exim yaitu Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan di tahun 1999. Ia hanya sebentar di bagian tersebut karena seiring merger Bank Exim dengan Bank Mandiri, ia diangkat menjadi Group Head of Compliance di Bank Mandiri sejak bulan Juli 1999. Di Bank Mandiri ia melanjutkan karir pada IPO Working Team sebagai Senior Vice President pada tahun 2001.
Bulan Desember 2003, ia ditunjuk sebagai Director di Bank Syariah Mandiri. Kemudian ia kembali ke Bank Mandiri pada juni 2005 sebagai Group Head of Compliance. Di Bank Mandiri ia juga sempat menjabat sebagai Group Head of Internal Audit dari Januari 2006 hingga Mei 2008 sebelum akhirnya diangkat sebagai Direktur yang bertanggung jawab atas Compliance and Human Capital hingga sekarang.
Kesuksesan Ogi Prastomiyono tidak lepas dari semangatnya yang besar untuk terus belajar. Berbagai pelatihan baik di dalam negeri maupun di luar negeri ia ikuti. Di masa awal karirnya ia mengikuti Trade Finance Training Scheme II serta Account Officer Training di Jakarta pada tahun 1991. Pada tahun yang sama ia terbang ke London untuk mengikuti Accelerated Development Programme 7 di London Business School. Pada tahun 1995 ia menghadiri ALM Conference and Workshop di San Diego, Amerika Serikat. Asset Liability Management Course, Treasury Management Course, Advance Financial and Evaluation Analysis, International Corporate Finance ia datangi di Singapura dan New York tahun 1996. Setahun kemudian ia menyelesaikan dua kursus sekaligus, yang pertama How To Value and Restructure Corporation di Singapore dan yang kedua Exchange Rate & interest Rate Economics, and Forecasting Techniques in Financial Market di Geneva, Switzerland.
Kemudian pada tahun 1998 ia mengikuti Chartered Financial Analyst Preparation Course di Jakarta. Dalam kurun waktu 1998 hingga 1999 ia mengikuti SESPIBANK Angkatan XX, dimana ia berhasil meraih ranking pertama. Di tahun 2000, ia menghadiri IPO Conference di Singapore dan Conference on Corporate Governance di Cebu, Philippine. Human Resources Forum di Jakarta dan SSB Asia Banking Conference di Hongkong ia jalani di tahun 2001.
Terkait penugasannya di Bank Syariah Mandiri, pada tahun 2004 Ogi Prastomiyono mengikuti Sharia Banking Workshop di Jakarta. Di tahun yang sama ia juga menghadiri GCG Workshop: Developing An Effective Anti Money Laundering Compliance Program, Improving Compliance Practices at Indonesian Banks, serta Pro Active Operasional Risk Management yang kesemuanya diselenggarakan di Jakarta. Pada tahun 2005 ia mengikuti Seminar on Capital Market & Corporate Governance Issuess in Indonesia di Jakarta dan Asian Business Dialogue on Corporate Governance 2005 di Singapore.
Untuk mendalami bidang audit internal, Ogi Prastomiyono mengambil Pendidikan Audit Intern Tingkat Managerial angkatan 82 yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) di Jakarta tahun 2006. Ia juga mengikuti Second Internal Audit & Risk Management di Singapore. Selain itu ia juga menghadiri Fraud World di London serta World Economic Forum (WEF) di Davos, Switzerland pada tahun tersebut.
Semangat belajar Ogi untuk terus mengembangkan kemampuannya tidak luntur meskipun ia sudah berada pada puncak karir. Hal ini terbukti dari keikutsertaan Ogi dalam pelatihan-pelatihan leadership dan manejemen seperti Strategy Business Leadership Creating & Delivering Value yang diadakan University of Chicago (2008), Corporate Governance : Effectiveness and Accountability in the Boardroom yang diselenggarakan Kellog School Management (2009), Singapore Human Capital Summit 2010 yang diadakan oleh Ministry of Manpower Singapore, serta Reinventing Leadership – a Breakthrough Approach yang diadakan oleh Kellog School Management pada tahun 2011.
Ogi Prastomiyono juga berhasil memperoleh beberapa sertifikasi untuk menunjang karirnya. Manajemen Risiko Program Executive Bacth I dari Bank Indonesia dan IRPA ia peroleh di tahun 2004. Setahun kemudian ia menyabet sertifikasi Sharia Financial Advisor dari Institute Financial Planning Indonesia dan Certified Financial Planner. Qualified Internal Auditor ia dapatkan dari Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DSQIA) di tahun 2006. Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) memberi sertifikasi The Executive Risk Management Refresher Programme kepada Ogi di tahun 2008. Asesor Uji Kompetensi Bidang Internal Audit ia dapatkan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada tahun yang sama. Di tahun 2010 ia mendapatkan sertifikasi Senior Management Risk Summit 2010 (Refreshment Programme) dari Banker Asociation for Risk Management.
Etos kerja Ogi Prastomiyono yang tinggi tercermin dari motto hidupnya yaitu berbuat yang terbaik dan memberikan nilai tambah dimanapun berada. Selain itu karakter tersebut ia pupuk semenjak kuliah diamana ia merupakan salah satu mahasiswa yang tersaring masuk IPB melalui program PMDK selepas periode boedoetnya sebagai siswa jurusan paspal di SMA 1 Jakarta. Selama kuliah di IPB ia merasa terbantu dalam mengembangkan karakter yang bertanggung jawab dan reliable.
Saat melakukan kilas balik Boedoet (SMA 1 Jakarta), menurut Ogi merupakan institusi pendidikan menengah yang amat membentuk karakternya di kemudian hari.
Pendidikan TK dan SD diltempuh di bilangan Pasar Minggu, kediaman orang tuanya. SMP dilanjutkan di SMP Kristen 3 di Jl. Diponegoro yang pertengahan tahun 1970an masih merupakan jarak yang jauh untuk ditempuh setiap hari di jaman itu. Namun Ogi terkadang bisa ‘nebeng’ kendaraan orang tua temannya yang bekerja di lingkungan Departemen Pertanian, seputaran Salemba, sehingga tidak harus menempuh rute dengan bis kota rute Jakarta Selatan ke/dari Jakarta Pusat via Cililitan pulang pergi setiap harinya.
Di era Boedoetnya Ogi mulai menggunakan vespa scooter milik orangtuanya untuk bisa lebih leluasa menempuh rute rumah di Pasar Minggu ke/dari Budi Utomo 7 setiap hari sekolah. Sebagai salah satu siswa pintar yang tekun belajar, namun Ogi tetap memiliki waktu untuk berprestasi sebagai anggota tim voli SMA 1 yang merupakan tim voli papan atas SMA se Jakarta di era itu. Vespa scooter yang digunakan Ogi tanpa dan dengan SIM tersebut pernah menyelamatkan Ogi. Saat itu hari Sabtu sesudah praktikum Kimia, 11 orang teman Ogi mengajak untuk pergi ke Bogor dengan Toyota Land Cruiser Hardtop namun Ogi tidak bisa ikut karena tidak bisa meninggalkan vespa scooternya di sekolah. Belakangan ketidakikutan Ogi malah merupakan suatu berkah karena Toyota Land Cruiser Hardtop yang ditumpangi 11 siswa boedoet tersebut mengalami kecelakaan terbalik dengan korban tewas 1 orang.
Menurut Ogi pertemanan antar boedoeters di era boedoetnya lebih kuat dibandingkan dengan pertemanan antar siswa/siswi di SMA lainnya. Kualitas pertemanan antar boedoeters ini juga yang ditekankan oleh Ogi sebagai salah satu peluang positif bagi para boedoeters pasca lulus dari SMA1 Jakarta terkait dengan kewirausahaan di kalangan boedoeters. Salah satu peluang positif yang besar tersebut adalah semakin mendigitalisasinya proses-proses perbankan dan keuangan. Sebagai contoh adalah aplikasi-aplikasi yang masih akan terus tumbuh pesat sejalan dengan berkembangnya intregrasi antara Core Banking System dan aplikasi-aplikasi pendukung bisnis online yang semakin terintegrasi dengan internet banking. Untuk itu Ogi berpesan agar para boedoeters terus memperkuat jejaring bisnis bersama antar boedoeters termasuk membina para siswa/siswi SMA1 Jakarta untuk bisa secepatnya memiliki keahlian siap pakai. (Henk Mahendra)
Sumber: ikaboedoet.com
Comments
Post a Comment