Senin pagi 5 Oktober 2015 pada pukul 08:30 WIB, dipimpin oleh Ketua Panitia Reuni Akbar Mughi Nurhani B88 tim majalah reuni akbar telah siap di ruang sekretariat IKABOEDOET. Kami merasa amat disambut oleh Bu Masayu yang datang menghampiri kami dan menanyakan (dengan nuansa canda) apakah wawancaranya jadi dilaksanakan pada pukul 09:00 WIB sesuai dengan whatsapp beliau ke kami sehari sebelumnya. Tentu saja kami mengkonfirmasi bahwa kami tidak akan meninggalkan area SMA1 sebelum berhasil mewawancari beliau. Tepat pukul 09:00 WIB, kami memulai wawancara dengan Bu Kepala Sekolah SMA 1 Jakarta yang sekaligus merupakan alumni B84. Hanya selang sehari setelah penunjukan sebagai Kepala Sekolah pada 18 September 2015, Masayu ditugaskan untuk menjalani pendidikan dan latihan hingga 8 Oktober 2015. Namun sesuai dengan komitmennya untuk memperkuat transformasi SMA 1 maka menyempatkan waktu untuk melakukan pemantauan atas proses pendidikan di sekolah merupakan salah satu elemen utama tugas Kepala Sekolah, sekaligus memberikan kontribusi bagi Warta Boedoet di Reuni Akbar VIII Ikaboedoet 10 Oktober 2015.
“ Masuk SMA 1 termotivasi oleh diri sendiri dan disupport oleh orang tua. Selama 3 tahun belajar di SMA 1 pastinya bangga menjadi siswi SMA 1, saya juga mendapatkan bagaimana belajar untuk disiplin dan berkompetisi dalam berprestasi sehingga bisa diterima di PTN melalui jalur Sipenmaru (UMPTN) 1984. Hampir semua guru mempunyai kesan untuk membentuk karakter saya: Pak Rachmat guru fisika, Pak Lubis guru kimia, Pak Yanto guru matematika, Pak Ian Koto guru olah raga, Pak Malau wakepsek bidang OSIS, Bu Tine guru kimia, Pak Slamet guru biologi, Pak Suhaman guru olah raga dan lain lain. Masing-masing memiliki gaya dan cara yg berbeda tapi menyenangkan untuk memotivasi para muridnya. “
Tegas, cerdas dan santun dalam berkomunikasi adalah kesan utama dari Bu Kepala Sekolah SMA 1 Jakarta ini. Berdasarkan penuturuannya di masa SMA, Masayu Yuliana amat merasakan suasana kebanggaan kolektif sebagai siswi SMA 1 Jakarta yang secara de facto merupakan salah satu SMA ngetop saat itu. Kemandirian dalam menuntut ilmu merupakan hal yang ditempuh oleh Masayu. Bersekolah dari rumah di bilangan Galur, Masayu menggunakan kendaraan umum pulang pergi. Sesekali bila Dina Mariana (Penyanyi top di era akhir 70an/awal 80an) yang berkendaraan kebetulan berpapasan saat berangkat maka Masayu ‘nebeng’ yang merupakan solidaritas kolektif di jaman itu untuk mengefisiensikan transportasi bersama. Mengikuti kursus di lembaga bahasa Inggris IEC di Jl Merdeka Timur sejak kelas 1 dan gemblengan ‘bermental rotan’ bimbingan belajar suhu Drs. Med. Siky Mulyono di kelas 3 dilalui untuk melengkapi ilmu di luar sekolah. Pengalaman yang cukup unik adalah saat menempuh pendidikan S2 ternyata Pak Suhaman sang guru olah raga menjadi teman kuliah.
Saat ditanya langkah awal apa yang sedang/akan dilakukan sebagai Kepala Sekolah, Masayu menekankan pentingnya faktor ‘kenyamanan lahir dan batin’ bagi seluruh pihak di lingkungan SMA 1 Jakarta. Aktivitas siswa/siswi didik yang optimal hanya akan tercapai pada derajat kenyamanan yang maksimal.
Ruang Kepala Sekolah SMA 1 Jakarta direncanakan akan diubah menjadi suatu “SMA 1 Hall of Fames & VIP Holding Room” dimana para tamu dapat menyaksikan deretan piala dan piagam penghargaan yang pernah didapatkan oleh SMA 1 Jakarta. Selain itu, akan disiapkan penayangan multimedia dimana para tamu bisa menyaksikan penayangan foto dan video digital berisikan momen-momen kemenangan SMA 1 di masa silam. Dengan adanya fasilitas ini, maka para siswa/siswi, guru dan karyawan SMA 1 akan semakin terpacu motivasinya untuk kembali menjadi “Macan SMA se Jakarta”.
Saat ditanya karakter utama apa yang menjadi motor transformasi ‘SMA 1 Sekolah Berbasis Budaya’, Masayu menyatakan dengan tegas santun adalah ‘kejujuran’ sebagai fondasi utama kebersihan lahir batin multidimensi. Dengan memaksimalkan kejujuranlah maka keluarga besar SMA 1 Jakarta akan bisa memacu kebangkitan dan kebisaan kolektif bersama tanpa rekayasa (negatif). Hal ini amat sejalan dengan semangat “Bangkit Boedoet” yang dicanangkan 10 tahun yang lalu oleh para alumni.
Wawancara diakhiri dengan komentar singkat bahwa Masayu amat senang bisa hadir di Reuni Akbar VIII Ikaboedoet 2015 ini karena sejak meninggalkan bangku SMA 1 di tahun 1984 belum pernah bisa mendapatkan kesempatan untuk menghadiri reuni-reuni akbar yang lalu.
Terima kasih Bu Kepsek SMA 1, we are very proud of you and we will do our best to support your effort to transform SMA 1 to be one of the best high schools in ASEAN!
Perjalanan sekolah dan karir Masayu Yuliana, Boedoet 84:
- TK dan SD Santo Paskalis II. SMPN 78 Jakarta. SMA Negeri 1 Jakarta. S1 IKIP Jakarta jurusan bahasa Inggris lulus tahun 1989. S2 UHAMKA Magister Administrasi Pendidikan lulus 2002.
- Guru bahasa Inggris di SMAN 15, 1986 s/d 2014, mengajar di SMP kemurnian Jakbar, 1990-1997.
- Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 15, 2013-2014.
- Ketua Tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 15, 2012-2013.
- Pimpinan Kursus Bahasa Inggris ECC (English Conversation Course ), 1995 –sekarang.
- Pembina Prestasi Belajar Atlit Dayung DKI Jakarta, 2012-sekarang.
- Kepala Sekolah SMA Negeri 21 jakarta sejak Maret 2014 – September 2015.
- Prestasi:
- Lomba Guru Bidang Studi TK DKI: 5 besar DKI Jakarta, 2010
- Lomba Guru Berprestasi: Juara 2 tingkat Jakarta Utara 2011
- Lomba Guru Berprestasi: Juara 1 tingkat Jakarta Utara dan juara 2 tingkat DKI Jakarta, 2012
Comments
Post a Comment