Denny Januar Ali, atau biasa disapa Denny JA (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 4 Januari 1963) adalah seorang entrepreneur intelektual dan penulis buku best-seller. Ia telah membuat terobosan di dunia akademik, politik, media sosial, sastra dan budaya di Indonesia. Pendidikan dasar dan menengahnya ditempuh di SD Xaverius Palembang, SMP Fransikus 3 Jakarta, dan SMAN 1 Jakarta tahun 1981. Pendidikan tinggi Srata Satu Universitas Indonesia jurusan Hukum Tahun 1989, Master of Public Administration (MPA) Pittsburgh University Amerika Serikat tahun 1994 dan gelar Ph.D bidang Comparative Politics and Business dari Ohio State University Amerika Serikat tahun 2001
“ Hidup hanya sekali. Buatlah berarti. Mulailah dengan bermimpi. Lalu dengan tekun dan penuh senyum setahap demi setahap mencapai mimpi itu. mumpung masih ada nafas, pilihlah jalan hidup yang kita nikmati, dan membawa bahagia. Selalu ada waktu untuk hijrah ke jalan yang membuat hidup kita lebih berarti. “
Berikut adalah pandangan dan pendapat Denny mengenai kilas balik saat dia menjadi siswa SMA 1 Jakarta dan ilmu yang bisa dibagi dengan sesame alumni saat ini:
Di era saya, SMAN 1 adalah salah satu SMA terbaik di Jakarta. Sejak SMP, memang SMAN1 sudah menjadi idaman. Momen yg tak dilupakan di masa SMA, saya aktif di acara kesenian sekolah. Dan pernah bersama membawa SMA 1 juara dua lomba musik country nasional. Senang dengan dunia seni terus tumbuh di diri saya hingga kini. Saya sampai sekarang masih banyak menulis puisi. Tahun 2014, saya dipilih team 8 bersama PDS HB Jassin sebagai satu dari 33 tokoh sastra berpengaruh di Indonesia.
Saya ingat banyak guru yang mampu menstimulasi semangat belajar. Salah satunya Pak Syahrul, guru fisika. Ia acapkali memberikan soal. Bagi siapa yg bisa memecahkan soalnya tak usah ikut ulangan. Ini seolah sederhana. Tapi saat itu bagi saya sangat mendorong saya antusias belajar agar bisa memecahkan soal yg diberi. Ia menbangkitkan karakter saya untuk senang belajar. Saya bangga saat itu menjadi siswa SMAN 1, yg dianggap sekolah bagus. Sayang sekali saat ini citra SMAN 1 jatuh. Jika ada yg bisa direvisi di masa lalu, saya mungkin lebih ingin mendalami ilmu sosial. Karena sekarang saya lebih banyak terlibat kegiatan yang lebih memerlukan ilmu sosial. Dulu saya di IPA. Tentu di masa SMA ada kisah cinta, yang membuat masa itu menjadi lebih berwarna warni. Kadang masa itu saya ingat-ingat dengan senyum aneka keluguan dan keindahannya.3 tahun di SMA 1 membentuk karakter saya yang cinta ilmu pengetahuan. Kini sikap ilmiah menjadi salah satu katakter saya. Kecuali soal Dzat Tuhan yang gaib, segala hal saya sikapi dengan ilmiah.
Ketika menjadi aktivis apalagi setelah sekolah ke luar negri, saya merasakan tak nyamannya jika tak punya uang. Saat itu saya bertekad harus kuat secara finansial. Mulailah saya belajar secara otodidak soal entrepreneurship. Saya mulai belajar mengenai survei opini publik. Inilah ilmu yang membawa saya masuk ke dalam bisnis konsultan politik. Dari sana, bisnis saya berkembang ke Food and Beverage, properti dan tambang. Di dunia konsultan politik saya mencapai rekor yang pertama di dunia: konsultan yg membantu memangkan 3 presiden secara berturut-turut. Saya juga banyak bermain di social media. TIME magazine memilih saya sebagai 1 dari 30 tokoh paling berpengaruh di internet th 2015, bersama barack Obama, perdana menteri India, Presiden Argentina. Shakira dan Justin Bieber. Selalu ada naik dan turun dalam kehidupan. Saya menganggapnya sebagai hukum alam yang harus diterima dengan senyuman, sebagaimana kita menerima siang dan malam.
Berhasil atau gagal dalam bisnis, juga dalam hidup, ditentukan oleh banyak hal. Salah satunya adalah oleh habit. Karena itu mulailah dengan menguasai habit dan mindset orang sukses. Carilah buku soal tips dan filosofi menjadi sukses, yg kini semakin banyak. Menjadi sukses itu adalah pilihan yang bisa dipelajari, sebagaimana kita memperlajati matematika.
Dengan senang hati saya bersedia membagi ilmu dan pengalaman, tentu sesuai dgn yang saya kuasai saja (terkait dengan coaching per semester ke para boedoeters yang akan/sedang melakukan ” Entrepreneurship Quality & Scale Leap “). (Henk Mahendra)
Sumber: ikaboedoet
Comments
Post a Comment