Skip to main content

Anak 'Boedoet', dari Tawuran hingga Kiat Esemka


TEMPO.CO, Jakarta -- Berawal dari sekolah yang terkenal dengan budaya tawuran, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jakarta menjelma menjadi sekolah kejuruan unggulan di bidang teknologi. Sekolah yang didirikan tahun 1960 oleh pemerintah Belanda ini dipercaya menjadi salah satu sekolah yang menggarap proyek mesin Esemka, proyek pemerintah yang menelurkan mobil Kiat Esemka, yang kini populer itu.

Tak mengherankan jika SMKN 1 Jakarta dipercaya mengawal proyek Esemka, mengingat sejak awal didirikan memang dicanangkan sebagai sekolah teknik. Apalagi letak sekolah ini yang berada di Jalan Budi Utomo 7, dekat dengan lingkaran Istana.

Pada dekade 80-90-an, sekolah yang masih mempertahankan bangunan kuno khas peninggalan Belanda ini sempat dicap negatif lantaran siswanya kerap terlibat tawuran dengan sekolah lain. Tak jarang tawuran berujung maut.

"Sekolah ini terkenal dengan sebutan Boedoet (kependekan dari Budi Utomo). Pokoknya sekolah yang sangat terkenal dengan tawurannya," kata Akhmad Nahyani, Wakil Kepala Bidang Sarana SMKN 1 Jakarta, ketika ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 5 Januari 2012.

Buruknya "reputasi" SMKN 1 Jakarta agaknya terdengar hingga ke telinga pejabat Kementerian Pendidikan. Niatan untuk memperbaiki citra sekolah pun mulai tampak pada tanggal 18 Agustus 2009, saat pemerintah menjadikan SMKN 1 Jakarta sebagai sekolah RSBI--rintisan sekolah bertaraf internasional.

"Mungkin karena ini sekolah tertua, lokasinya strategis, dekat dengan Istana, sehingga pencitraan sekolah ini bisa menjadi contoh," kata Nahyani.

Tak perlu menunggu lama bagi SMKN 1 Jakarta untuk berbenah diri. Dengan sokongan penuh dari pemerintah, mulai tahun 2010, sekolah kejuruan ini mengembangkan diri, mulai dari perawatan hingga perbaikan bangunan dan fasilitas.

Sekolah juga membangun bengkel berukuran jumbo, panjangnya mencapai 100 meter dengan lebar 18 meter dan tinggi 7 meter. Letaknya tepat di samping sekolah, hanya dipisahkan lapangan basket. Bengkel dibagi untuk lima jurusan, masing-masing bengkel mesin, otomotif, bangunan, listrik, serta teknik komputer dan jaringan.

Dengan jumlah siswa 824 anak, 70 anak di antaranya perempuan dan terbagi dalam 30 kelas, jumlah guru yang mengajar ada 70. Dengan rasio per kelas diisi 32 siswa, jumlah itu sudah sesuai dengan rasio RSBI.

Kendati sekolah kejuruan, tapi dalam sepekan, seluruh siswa SMKN 1 Jakarta harus menjalani satu hari penuh untuk praktikum, yakni selama 10 jam. Laboratorium yang disediakan cukup lengkap, mulai dari kimia, fisika, multimedia, hingga bahasa. Pembelajarannya berbasis teknologi informasi.

Bagi siswa yang sudah memenuhi kompetensi baik, mereka akan dikirim magang ke industri. SMKN 1 Jakarta hanya bermitra dengan industri lokal yang sudah menyandang nama besar, misalnya Kawan Lama.

Semua usaha SMKN 1 Jakarta berbenah agaknya tak sia-sia. Tak perlu waktu lama bagi sekolah itu untuk menuai hasilnya. Pada tahun 2010, sekolah itu meraih juara 2 untuk olimpiade sains terapan tingkat nasional di bidang mata lomba fisika terapan. "Jadi enggak pakai lari lagi, tapi lompat..," ujar Nahyani sembari tertawa kecil. "Enggak sia-sia tuh Kementerian menjadikan RSBI, ada prestasi yang dicapai."

Prestasi itu disusul dengan kepercayaan yang diberikan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Bersama SMKN 4 Jakarta, yang sama-sama sekolah RSBI bidang teknologi, SMKN 1 Jakarta dilibatkan dalam program Esemka. (Ada Mesin Boedoet di Mobil Esemka)

Sebanyak dua guru dan lima siswa terlibat dalam perancangan, pembuatan, dan perakitan mesin Esemka. Mereka dipercaya merakit 15 dari 1.000 mesin yang dikerjakan dalam program Esemka. Mesin berkapasitas 1.500 cc tersebut kini digunakan sebagai mesin mobil Kiat Esemka.

Lalu, bagaimana nasib budaya tawuran siswa "Boedoet" setelah sejumlah prestasinya ditorehkan? Nahyani tidak dapat memastikan tawuran serta-merta berhenti. Sebab, menurut dia, banyak sekolah kejuruan swasta yang merasa iri dengan capaian SMKN 1 Jakarta. "Ini persoalan kesempatan untuk bekerja. Jadi kasusnya kemudian kecemburuan sosial," ujar dia.

Ia mengatakan, dengan dijadikannya SMKN 1 Jakarta sebagai sekolah model, sekolah-sekolah kejuruan swasta merasa semakin terpinggirkan. Alumni mereka kalah bersaing dengan alumni SMKN 1 Jakarta lantaran kalah skill. Ujung-ujungnya adalah mencari kebanggaan semu. "Kalau dia sudah tawuran dengan Boedoet, bangga sekolah itu. Merasa punya nama," kata Nahyani.

Nahyani tidak membantah bahwa sekolah yang ikut dibinanya sejak 1989 tersebut terkenal karena budaya tawuran. Namun dia punya sudut pandang berbeda soal itu. "Kami enggak pernah tawuran, lho. Kami yang ditawuri sama sekolah-sekolah kayak gitu," ujar dia.

MAHARDIKA SATRIA HADI

SUMBER: http://www.tempo.co/hg/pendidikan/2012/01/07/brk,20120107-375835,id.html

Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat

Sepenggal Kisah Tragedi Boedoet Kelabu 1989

Ini sepenggal kisah pribadi yang terjadi 20 tahun yang lalu di awal bulan Oktober 1989 di jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat. Bukan bermaksud untuk menguak kembali luka lama yang telah berlalu, tapi ini hanya sebuah cermin bagi generasi-generasi berikutnya untuk lebih menghargai arti sebuah persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa. Sebagai salah seorang siswa baru di SMA Negeri 1, saya termaksud orang yang dapat berbangga hati karena dapat diterima disebuah sekolah favorit yang isinya memang banyak dari kalangan anak-anak borju dan pejabat. Mungkin diantara ratusan murid SMA 1 hanya sayalah yang kere dan tak pernah bisa berdandan rapi. Penampilan saya lebih banyak meniru tokoh novel remaja yang ngetop saat itu, Lupus. Baju selalu dikeluarkan dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Kedua lengan baju digulung walaupun tak berotot, tas dengan tali yang panjang sampai sebatas paha, sepatu capung alias Butterfly dan tak lupa celana abu-abu yang sudah dekil karena sudah semi

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi IKA BTOT 19A

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI IKATAN ALUMNI BOEDOET TOT 19A (IKA BTOT 19A) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang, serta diiringi kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab sebagai alumni SMA Negeri 1, STM/SMK Negeri 1, ex.STM Negeri 5 (kini SMK Negeri 4), ex.STM PGRI 4 (kini SMK PGRI 10), ex.STM PGRI 5 (kini SMK PGRI 11) dan berdomisili di jalur Bis ex.Patas Mayasari Bhakti 19A jurusan Pasar Baru - Kalimalang. Yang dahulu atau kini sekolah-sekolah tersebut berkedudukan di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat dalam usaha pengabdian kepada almamater khususnya dan masyarakat serta bangsa pada umumnya, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan itikad luhur demi terwujudnya cita-cita tersebut, dibentuklah suatu organisasi dengan nama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A. BAB I NAMA, WAKTU dan TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A, disingkat IKA BTOT 19A. 2. IKA BTOT 19A d