Skip to main content

VISI DAN MISI SMA NEGERI 1 JAKARTA


A. Visi
Sekolah historis berbasis Teknologi Informasi dan berwawasan lingkungan, mantap dalam IMTAQ, unggul dalam IPTEK, berprestasi dalam olahraga dan seni serta siap bersaing dalam menghadapi era global.

B. Misi

  • Menciptakan lingkungan yang harmonis dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa;
  • Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran;
  • Menciptakan lingkungan sekolah yang berwawasan adiwiyata, bersih, hijau dan terpelihara;
  • Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan bernalar sehat kepada para peserta didik, guru dan karyawan sehingga berkemauan kuat untuk terus maju;
  • Meraih prestasi terbaik baik akademik maupun non akademik mulai tingkat provinsi dan nasional maupun internasional;
  • Mengembangkan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dan administrasi sekolah;
  • Membangun kepercayaan dan kepedulian alumni terhadap almamaternya.

Tahun 1946, tepatnya tanggal 13 Maret 1946 dibentuk sekolah pemerintah yang pertama, mula-mula masih menggunakan nama SMT, lalu diubah menjadi SMOA ( Sekolah Menengah Oemoem Atas ) Tahun 1947, dengan adanya agresi Belanda, Sekolah tersebut dibubarkan / dilarang , akan tetapi guru-guru serta pelajarnya tidak menyerah oleh ancaman penjajah Belanda. Pada awal tahun 1950 SMA Kiblik tersebut bergabung kembali tempat belajarnya dan menempati gedung di Jalan Budi Utomo No.7 sampai sekarang.
Sekolah perjuang sebutan lain untuk SMA Negeri 1 Jakarta, sekolah dengan segudang sejarah, sejumlah prestasi baik akademik maupun non akademik, sekolah pilihan bagi putra-putri terbaik bangsa ini, sekolah yang telah banyak menghasilkan pemimpin negeri ini. Sejalan dengan perubahan kebijakan yang terjadi, dengan kebijakan rayonisasi sekolah ini mengalami kemunduran dalam banyak hal terutama prestasi akademik.
Untuk kembali menjadi yang terbaik dan menjadi pilihan bagi putra- putri terbaik negeri ini memang bukan hal mudah bagi sekolah ini, secara bertahap dimulai awal tahun 2002 sekolah ini diberi kepercayaan untuk menjadi sekolah pelaksana terbatas kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi, bahkan sejak tahun pelajaran 2013/2014 menjadi sekolah sasaran implementasi Kurikulum 2013, sekolah ini mulai menunjukkan eksistensinya dengan menjadi sekolah rujukkan tingkat daerah maupun nasional.
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi kepedulian alumni SMA Negeri 1 Jakarta yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni SMA Boedi Utomo Jakarta mulai nampak, diwujudkan dengan mengadakan reuni akbar tahun 2006 yang diselenggarakan di gedung SMA Negeri 1 Jakarta dengan tema ”Kami Peduli Sekolah” dan diresmikannya perpustakaan sekolah serta pojok IKA BOEDOET atau ruang konsultasi bagi seluruh stekholder SMA Negeri 1 Jakarta. Pada awal tahun 2008 dilakukan rehabilitasi gedung berlantai 1 atau gedung purbakala oleh alumni yang diikuti dengan diganti meubeller kelas, interior kelas yang dilengkapi dengan LCD proyektor serta untuk menunjang aktifitas pembelajaran sekolah diberikan 30 buah Laptop, tepat pada tanggal 25 Mei 2009 seluruh asset alumni yang ada di sekolah diserahterimakan dari IKA BOEDOET kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian kedepan SMA Negeri 1 Jakarta harus mampu menjadi yang terbaik di negeri ini.

Sumber: sman1-jkt.sch.id/


Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat

Sepenggal Kisah Tragedi Boedoet Kelabu 1989

Ini sepenggal kisah pribadi yang terjadi 20 tahun yang lalu di awal bulan Oktober 1989 di jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat. Bukan bermaksud untuk menguak kembali luka lama yang telah berlalu, tapi ini hanya sebuah cermin bagi generasi-generasi berikutnya untuk lebih menghargai arti sebuah persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa. Sebagai salah seorang siswa baru di SMA Negeri 1, saya termaksud orang yang dapat berbangga hati karena dapat diterima disebuah sekolah favorit yang isinya memang banyak dari kalangan anak-anak borju dan pejabat. Mungkin diantara ratusan murid SMA 1 hanya sayalah yang kere dan tak pernah bisa berdandan rapi. Penampilan saya lebih banyak meniru tokoh novel remaja yang ngetop saat itu, Lupus. Baju selalu dikeluarkan dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Kedua lengan baju digulung walaupun tak berotot, tas dengan tali yang panjang sampai sebatas paha, sepatu capung alias Butterfly dan tak lupa celana abu-abu yang sudah dekil karena sudah semi

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah “Entuh (pertemuan Kali Bekasi dengan Kalimalang / Kali Tarum Barat) dulu, kali prempuan ama kali lakian ga pernah nyatu, baru karang-karang enih aja nyatunya.” (“Itu dahulu, kali perempuan dengan kali lelaki tidak pernah bersatu, baru sekarang ini saja bersatunya”). Begitulah yang digambarkan nenek saya ketika bercerita tentang Kali Bekasi dan Kali Tarum Barat atau sering dikenal dengan nama Kalimalang. Kali Bekasi yang mengaliri air dengan deras meliuk-liuk gagah seperti jalan ular dari hulunya di selatan yang berada di pegunungan di Bogor sampai ke muaranya di laut utara Jawa, diidentikkan dengan sosok laki-laki. Sedang kali buatan Kali Tarum Barat (Kalimalang) yang begitu tenang mengaliri air dari Waduk Jatiluhur di sebelah timur ke barat di Bekasi dan Jakarta, digambarkan dengan sosok perempuan. Menurut cerita nenek, awalnya air Kalimalang dengan air Kali Bekasi diceritakan “ga bisa dikawinin” (“tida