Skip to main content

Pembelajaran Dengan Media Alam Sekitar Observasi ke Kebun Binatang Ragunan



Jakarta-KIR4. Salah satu materi yang disukai anggota KIR SMKN 4 adalah observasi. Kegiatan yang mengambil lokasi di Ragunan menjadi tempat yang paling rutin dikunjungi tiap angkatan KIR. Tepat di hari sabtu eskul KIR 4 melakukan observasi berangkat menuju ragunan bersama Pembina KIR dengan membawa peralatan yang siap untuk kegiatan di sana(4/2).

“Kegiatan observasi ini sebagai pembelajaran di luar menyatu dengan alam dan ajang rekreasi” Ujar Pak Asep sebagai Pembina KIR SMKN 4 Jakarta. Setelah sampai di lokasi mereka beristirahat untuk menikmati perbekalan yang dibawa masing-masing, terlihat tampak senangnya mereka tawa canda dan kepedulian sesama anggota KIR seperti berbagi makanan dengan yang tidak membawa makanan. Acara dilanjutkan dengan pengamatan yang dibuat perkelompok, materi yang dicari menyesuaikan tempat yang dijadikan lokasi seperti mencatat nama-nama binatang lengkap dengan nama latin dan asal-usul binatang tersebut.  Tepat pukul 14.00 WIB mereka menyelesaikan tugas yang telah diberikan sesuai materi observasi.

Kegiatan dilanjutkan dengan game dari game tersebut bukan hanya senang-senang, namun melatih kita untuk keberanian, berpikir kritis, dan kreatif. Kami makin menjaga kebersamaan dengan sholat berjamaah bersama anggota KIR. Salah satu game terlihat anak yang mendapat sanksi dari game yang sedang berlangsung yaitu ada pertanyaan berkaitan dengan eskul KIR, salah satunya pertanyaan apa tujuan kamu ikut kegiatan observasi? Dengan spontan anak menjawab “mengetahui informasi secara langsung tentang identitas binatang dan sebagai ajang rekreasi bersama-sama teman KIR” tak terasa waktu menunj ukan pukul 16.30 kami pun mengakhiri kegiatan observasi hari ini.(Asep)

Sumber: smkn4jkt.sch.id

Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat

Sepenggal Kisah Tragedi Boedoet Kelabu 1989

Ini sepenggal kisah pribadi yang terjadi 20 tahun yang lalu di awal bulan Oktober 1989 di jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat. Bukan bermaksud untuk menguak kembali luka lama yang telah berlalu, tapi ini hanya sebuah cermin bagi generasi-generasi berikutnya untuk lebih menghargai arti sebuah persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa. Sebagai salah seorang siswa baru di SMA Negeri 1, saya termaksud orang yang dapat berbangga hati karena dapat diterima disebuah sekolah favorit yang isinya memang banyak dari kalangan anak-anak borju dan pejabat. Mungkin diantara ratusan murid SMA 1 hanya sayalah yang kere dan tak pernah bisa berdandan rapi. Penampilan saya lebih banyak meniru tokoh novel remaja yang ngetop saat itu, Lupus. Baju selalu dikeluarkan dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Kedua lengan baju digulung walaupun tak berotot, tas dengan tali yang panjang sampai sebatas paha, sepatu capung alias Butterfly dan tak lupa celana abu-abu yang sudah dekil karena sudah semi

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah “Entuh (pertemuan Kali Bekasi dengan Kalimalang / Kali Tarum Barat) dulu, kali prempuan ama kali lakian ga pernah nyatu, baru karang-karang enih aja nyatunya.” (“Itu dahulu, kali perempuan dengan kali lelaki tidak pernah bersatu, baru sekarang ini saja bersatunya”). Begitulah yang digambarkan nenek saya ketika bercerita tentang Kali Bekasi dan Kali Tarum Barat atau sering dikenal dengan nama Kalimalang. Kali Bekasi yang mengaliri air dengan deras meliuk-liuk gagah seperti jalan ular dari hulunya di selatan yang berada di pegunungan di Bogor sampai ke muaranya di laut utara Jawa, diidentikkan dengan sosok laki-laki. Sedang kali buatan Kali Tarum Barat (Kalimalang) yang begitu tenang mengaliri air dari Waduk Jatiluhur di sebelah timur ke barat di Bekasi dan Jakarta, digambarkan dengan sosok perempuan. Menurut cerita nenek, awalnya air Kalimalang dengan air Kali Bekasi diceritakan “ga bisa dikawinin” (“tida