Skip to main content

Boedoet Intoleransi

Foto: Deklarasi Stop Tawuran
Kita sering jumpai alumni-alumni Boedoet menyebar di pelosok Indonesia maupun mancanegara, baik hanya melihat foto-foto narsis mereka di medsos, berpapasan di jalan dengan orang asing yang memakai kaos Boedoet atau janjian bertemu dengan sesama alumni Boedoet di sebuah kota, padahal mereka cuma kenal lewat jejaring sosial.

Apa kesan pertama yang kita dapat dengan sosok asing bertitel alumni Boedoet tersebut?. Jawabannya adalah humoris, supel, humbel dan sederet istilah lain untuk menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang mudah bergaul. Orang-orang yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, orang-orang yang tidak seseram dan seangker nama besar Boedoet. Nama yang dikenal di seantero Jakarta sebagai pusatnya kenakalan remaja.

Tapi kini mereka bertemu bukan sebagai remaja lagi, mereka saling bertemu karena suatu ikatan persaudaraan yang bernama Boedoet. Kini mereka bertemu kembali untuk membahas sesuatu hal yang lebih serius tentang suatu gerakan. Baik itu berupa gerakan silaturahim maupun gerakan yang bersifat sosial. Kenapa?, Sebab secara finansial mereka sudah termasuk mapan walau belum tergolong berlebih. Setidak-tidaknya jiwa sosial alumni-alumni Boedoet masih melekat kuat, hasil tempaan selama tiga tahun di sekolah dan di jalur.

Lalu kenapa alumni-alumni Boedoet bisa mempunyai kepedulian yang begitu tinggi terhadap almamater dan rekan sesama alumninya?. Jawabannya mudah, Boedoet adalah nama besar yang telah melahirkan nama-nama besar di negeri ini. Mereka-mereka yang telah menjadi 'The Great Men' tersebut memberikan contoh baik kepada junior-juniornya untuk tidak melupakan almamater Boedoet ketika sukses kelak. Dan ketika mereka telah mampu berdikari, maka ada suatu kerinduan untuk berbuat sesuatu juga kepada almamaternya. Maka hal tersebut menjadi suatu kebiasaan baik yang telah membudaya di dalam komunitas Boedoet, baik di SMA maupun di STM.

Hal lain yang membuat solidaritas antar sesama anak Boedoet begitu tinggi adalah fenomena tawuran yang marak di dekade tahun 90an sampai 2000an. Dimana kala itu Boedoet yang masih terdiri dari 5 sekolah mempunyai murid yang tersebar di seantero Jabodetabek. Maka terciptalah genk-genk pelajar berdasarkan rute bis yang searah dengan tempat domisili mereka, genk tersebut lebih dikenal dengan istilah Basis. Puluhan basis Boedoet lahir di era 90an dan sampai saat ini beberapa nama masih melegenda dan tetap eksis di kalangan pelajar dan alumninya.

Kehidupan di basis ini memberikan warna tersendiri dalam kenakalan remaja, khususnya pelajar-pelajar Boedoet. Suasana senioritas, disiplin tinggi saat di jalur, kekerasan antar pelajar dan hal-hal lain yang tidak pernah diajarkan di bangku sekolah. Dan justru pergaulan di basis inilah yang melekatkan jiwa sesama mereka sampai saat ini, dimana saat ini mereka telah tumbuh menjadi manusia dewasa dan telah berperan aktif di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

Dan hal lain yang membuat anak-anak Boedoet dapat berbaur dan menyesuaikan diri dengan sekitarnya adalah perkenalan mereka sejak dini tentang karakter-karakter kawan mereka yang datang dari penjuru Jabodetabek. Sejak dini mereka sudah belajar dan melihat ribuan karakter orang yang ada di Boedoet. Mereka telah melihat watak-watak orang berdasarkan domisilinya, watak anak Priok, Pulo Gadung, Cililitan, Grogol dan tempat-tempat lain di Jakarta. Dan hal seperti itu mereka pelajari dari kehidupan dan pergaulan sehari-hari di basis dan lingkungan sekolah.

Basis memang sebuah OTB, organisasi tanpa bentuk. Dan mereka hanyalah sekumpulan orang-orang yang berkumpul karena suatu perasaan yang sama, perasaan akan kebanggan pernah mengenyam pendidikan di Boedoet. Dan kini mereka telah berubah menjadi manusia-manusia bertoleransi dan berkepedulian tinggi terhadap sesamanya. Walau pernah dididik di jalan tapi saat ini mereka tetap memilih hidup wajar sebagai manusia beragama dan beradab. Walau masih ada beberapa yang salah jalan, tapi mayoritas alumni Boedoet telah berhijrah kepada kehidupan yang lebih religius.

Jadi jangan ajarkan kami tentang toleransi, kami lebih paham tentang toleransi dari pada para politikus karbitan itu. Damai Boedoetku, Damai Indonesiaku.

Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat ...

Dipl. Ing.Bambang Prayitno Soeroso, Jogya Water Park Bay Sebagai Obyek Wisata Modern Kelas Dunia

Ceria, Cerdas dan Energik, inilah kesan pertama dari Mas  Bambang  Soeroso, alumni SMA 1 Jakarta tahun 1970 saat ditemuwicarai di kantornya di bilangan Bakrie Epicentrum, Jakarta Selatan. Pria yang akrab dipanggil  Bambang  ini lahir dikota Gudeg, Yogyakarta pada 8 oktober 1951. Ia mewakili Propinsi Bengkulu sebagai peringkat pertama dengan perolehan 155.650 (20,56%) suara. Ia menyadari tantangan sebagai anggota DPD. Menurutnya, tantangan itu adalah mendobrak pengebirian peran dan kewenangan DPD sebagai lembaga penyeimbang sistem dua kamar dan sebagai a golden bridge perjuangan aspirasi dan kepentingan masyarakat ditingkat nasional dalam ikut menentukan kebijakan pembangunan daerah secara integral dan berkesinambungan. Di Maguwo, dekat stadion gelanggang olah raga, dan dekat juga ke lapangan terbang Adisucipto, di areal seluas 136 hektar sedang dibangun sebuah Proyek Teluk Taman Air, atau Jogya Water Park Bay, yang luar biasa besar dan megah, menandingi proy...

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi IKA BTOT 19A

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI IKATAN ALUMNI BOEDOET TOT 19A (IKA BTOT 19A) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang, serta diiringi kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab sebagai alumni SMA Negeri 1, STM/SMK Negeri 1, ex.STM Negeri 5 (kini SMK Negeri 4), ex.STM PGRI 4 (kini SMK PGRI 10), ex.STM PGRI 5 (kini SMK PGRI 11) dan berdomisili di jalur Bis ex.Patas Mayasari Bhakti 19A jurusan Pasar Baru - Kalimalang. Yang dahulu atau kini sekolah-sekolah tersebut berkedudukan di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat dalam usaha pengabdian kepada almamater khususnya dan masyarakat serta bangsa pada umumnya, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan itikad luhur demi terwujudnya cita-cita tersebut, dibentuklah suatu organisasi dengan nama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A. BAB I NAMA, WAKTU dan TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A, disingkat IKA BTOT 19A. 2. IKA BTOT 19A d...