Skip to main content

35 Tahun Perjalanan PALASI

Setiap generasi boedoeters yang duduk di bangku kelas 1/2/3 sejak 1980 pasti mengenal Palasi. Organisasi Pencinta Alam SMA1 Jakarta ini berdiri pada tahun 1980 dengan tujuan utama untuk memperkuat pembentukan karakter pecinta penjelajah alam di kalangan para siswa/siswi sejak mulai masuk di kelas 1 hingga lulus di kelas 3.

Seperti yang dituturkan oleh para alumni senior Palasi Kol. Inf. Werdi W, Makky Ananda dan Dedy Lawe kepada tim Warta Boedoet, karakter ‘anti cengeng’ merupakan karakter utama setiap anggota Palasi sejak mereka mulai digembleng menjadi calon anggota hingga lulus seleksi anggota Palasi. Mendaki gunung di ketinggian di atas 1000 meter memerlukan persiapan latihan mental dan fisik yang memadai agar pendaki meminimalisir masalah kesehatan/keselamatan selama pendakian.

Para alumni SMA1 Jakarta sesudah tahun 1980 yang pernah mengikuti Jamboree SMA1 Jakarta pasti masih ingat bagaimana ‘camping readiness land clearance’ begitu akurat dipersiapkan oleh reconnaissance & clearance team dari Palasi.

Salah satu pencapaian luar biasa yang telah dilakukan oleh tim pendaki Palasi yang masih berstatus siswa/siswi SMA1 Jakarta adalah pendakian Gunung Leuser di Aceh yang erupakan salah satu gunung yang termasuk dalam jajaran pegunungan bukit barisan di Sumatera. Memiliki ketinggian sekitar 3.404 mdpl, menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gunung Leuser termasuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Gunung ini memiliki hutan yang masih sangat asri dan alami yang terdiri dari hutan tua dengan pepohonan besar, hutan lumut pada dataran tinggi serta daerah terbuka dengan tumbuhan perdu khas pegunungan. Tidak seperti gunung-gunung lainnya di Indonesia, gunung Leuser memiliki tantangan tersendiri yang cukup populer di kalangan pendaki lokal maupun manca Negara. Jalur pendakian menuju puncak Gunung Leuser terbilang cukup panjang dan menguras tenaga. Dibutuhkan waktu sekitar 9-10 hari untuk menuju puncaknya yang berjarak sekitar 51 Kilometer dari titik start pendakian jalur Kedah. Dalam perjalanannya, pendaki harus melalui empat puncak gunung, menyusuri perbukitan panjang sampai melintasi lembah-lembah. (Henk Mahendra) Photo : Henk Mahendra dan Koleksi Palasi

Sumber: ikaboedoet.com

Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat

Sepenggal Kisah Tragedi Boedoet Kelabu 1989

Ini sepenggal kisah pribadi yang terjadi 20 tahun yang lalu di awal bulan Oktober 1989 di jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat. Bukan bermaksud untuk menguak kembali luka lama yang telah berlalu, tapi ini hanya sebuah cermin bagi generasi-generasi berikutnya untuk lebih menghargai arti sebuah persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa. Sebagai salah seorang siswa baru di SMA Negeri 1, saya termaksud orang yang dapat berbangga hati karena dapat diterima disebuah sekolah favorit yang isinya memang banyak dari kalangan anak-anak borju dan pejabat. Mungkin diantara ratusan murid SMA 1 hanya sayalah yang kere dan tak pernah bisa berdandan rapi. Penampilan saya lebih banyak meniru tokoh novel remaja yang ngetop saat itu, Lupus. Baju selalu dikeluarkan dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Kedua lengan baju digulung walaupun tak berotot, tas dengan tali yang panjang sampai sebatas paha, sepatu capung alias Butterfly dan tak lupa celana abu-abu yang sudah dekil karena sudah semi

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi IKA BTOT 19A

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI IKATAN ALUMNI BOEDOET TOT 19A (IKA BTOT 19A) ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha pengasih dan Maha penyayang, serta diiringi kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab sebagai alumni SMA Negeri 1, STM/SMK Negeri 1, ex.STM Negeri 5 (kini SMK Negeri 4), ex.STM PGRI 4 (kini SMK PGRI 10), ex.STM PGRI 5 (kini SMK PGRI 11) dan berdomisili di jalur Bis ex.Patas Mayasari Bhakti 19A jurusan Pasar Baru - Kalimalang. Yang dahulu atau kini sekolah-sekolah tersebut berkedudukan di Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat dalam usaha pengabdian kepada almamater khususnya dan masyarakat serta bangsa pada umumnya, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan itikad luhur demi terwujudnya cita-cita tersebut, dibentuklah suatu organisasi dengan nama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A. BAB I NAMA, WAKTU dan TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Ikatan Alumni Boedoet TOT 19A, disingkat IKA BTOT 19A. 2. IKA BTOT 19A d