Skip to main content

Perjuangan Untuk Menjadi Pelayan bagi Masyarakat Jakarta 2012-2017


Assalamu’alaikum, Wr, Wb. Salam Sejahtera warga jakarta. Salah satu persyaratan untuk menjadi peserta Pemilukada Cagub/Cawagub DKI Jakarta yang berasal dari Independen (Bukan Partai Politik) harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat Jakarta dalam bentuk surat pernyataan dukungan dan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)   sebanyak 500 ribu lembar .

Saya, Firman Abadi / dibo piss , saat ini sedang melakukan Gerakan Foto Copy KTP untuk  menjadi Pelayan bagi masyarakat Jakarta (Gubernur/Wagub) . Oleh karena itu, untuk mendapatkan dukungan masyarakat tersebut, tentunya saya memiliki komitmen yang jelas untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Kontrak sosial, Apabila masyarakat memberikan kepercayaan dan terpilih. Setiap Warga yang berduka dan memiliki KTP DKI Jakarta, Relawan dibo piss siap membantu sedikit meringankan beban yang berduka, Ambulance Jenazah Gratis untuk wilayah pulau Jawa dan Madura, kalau saya tidak  menempati janji, saya siap untuk diberhentikan dan mundur dari jabatan Gubernur / Wakil Gubernur.

Persoalan yang dihadapi oleh warga Jakarta,  tidak hanya sebatas kesulitan mobil Ambulan jenazah gratis, masih banyak jutaan masalah yang harus diselesaikan. Dengan dukungan masyarakat jakarta Insya Allah akan bisa terselesaikan. Saya berharap warga Jakarta dapat memberikan dukungan, dengan cara menyerahkan photo copy KTP ke posko relawan dibo piss yang terdekat diwilayah masing-masing atau ke Jalan Raya Pasar Minggu No 2 sebrang Gang Potlot, 021 97513009”.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Salam hormat untuk warga Jakarta.

NB:
Mohon Bantuannya Untuk Membagikan Tautan ini kepada teman2 di FB/Twitter,
Atas perhatian & Bantuannya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Sumber:
http://politik.kompasiana,com


Comments

Popular posts from this blog

Rute Bus Kota "PPD" Reguler Jaman Dulu

PPD Reguler 10 Jurusan : Terminal Blok M - Terminal Senen. Rute: Terminal Blok M - Radio Dalam - Velbak - Sudirman - Thamrin - Monas - Harmoni - Pasar Baru - Terminal Senen - Tripoli - Pejambon - Gambir - Monas - Dukuh Atas - Thamrin - Sudirman - Pakubuwono - Taman Puring. PPD Reguler 11 Jurusan : Terminal Blok M - Pejambon Rute : Terminal Blok M - Kyai Maja - Barito - Velbak - Pakubuwono - Hang Lekir - Jenderal Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat Raya - Kwini II - Pejambon PPD Reguler 12 Jurusan : Terminal Blok M - Lapangan Banteng Utara Rute : Terminal Blok M - Iskandarsyah - Senopati - Bundaran Senayan - Jenderal Sudirman - Hotel Indonesia - MH. Thamrin - Merdeka Barat - Majapahit - IR. H. Juanda - Jl. Pos - Gedung Kesenian - Lapangan Banteng Utara PPD Reguler 13 Jurusan : Terminal Lebak Bulus - Pejambon Rute : Terminal Lebak Bulus - RS Fatmawati - Wijaya II - Wijaya I - Senopati - Sudirman - Imam Bonjol - Diponegoro - Salemba Raya - Kramat

Sepenggal Kisah Tragedi Boedoet Kelabu 1989

Ini sepenggal kisah pribadi yang terjadi 20 tahun yang lalu di awal bulan Oktober 1989 di jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat. Bukan bermaksud untuk menguak kembali luka lama yang telah berlalu, tapi ini hanya sebuah cermin bagi generasi-generasi berikutnya untuk lebih menghargai arti sebuah persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa. Sebagai salah seorang siswa baru di SMA Negeri 1, saya termaksud orang yang dapat berbangga hati karena dapat diterima disebuah sekolah favorit yang isinya memang banyak dari kalangan anak-anak borju dan pejabat. Mungkin diantara ratusan murid SMA 1 hanya sayalah yang kere dan tak pernah bisa berdandan rapi. Penampilan saya lebih banyak meniru tokoh novel remaja yang ngetop saat itu, Lupus. Baju selalu dikeluarkan dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. Kedua lengan baju digulung walaupun tak berotot, tas dengan tali yang panjang sampai sebatas paha, sepatu capung alias Butterfly dan tak lupa celana abu-abu yang sudah dekil karena sudah semi

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah

Pemisahan Aliran Kali Bekasi dan Kalimalang, Memisahkan antara Anugrah dan Musibah “Entuh (pertemuan Kali Bekasi dengan Kalimalang / Kali Tarum Barat) dulu, kali prempuan ama kali lakian ga pernah nyatu, baru karang-karang enih aja nyatunya.” (“Itu dahulu, kali perempuan dengan kali lelaki tidak pernah bersatu, baru sekarang ini saja bersatunya”). Begitulah yang digambarkan nenek saya ketika bercerita tentang Kali Bekasi dan Kali Tarum Barat atau sering dikenal dengan nama Kalimalang. Kali Bekasi yang mengaliri air dengan deras meliuk-liuk gagah seperti jalan ular dari hulunya di selatan yang berada di pegunungan di Bogor sampai ke muaranya di laut utara Jawa, diidentikkan dengan sosok laki-laki. Sedang kali buatan Kali Tarum Barat (Kalimalang) yang begitu tenang mengaliri air dari Waduk Jatiluhur di sebelah timur ke barat di Bekasi dan Jakarta, digambarkan dengan sosok perempuan. Menurut cerita nenek, awalnya air Kalimalang dengan air Kali Bekasi diceritakan “ga bisa dikawinin” (“tida